Tuesday, December 15, 2009

Sikap Karyawan yang Dibenci Para Bos

Merasa si bos kurang menyukai Anda sebagai karyawan? Atau si bos selalu mendapati kesan Anda adalah satu karyawan yang kurang bisa diandalkan? Usir pandangan salah si bos dengan memastikan sikap-sikap berikut tidak ada dalam diri Anda:

1. Menolak diberi tugas
Sang supervisor meminta Anda untuk mengerjakan suatu tugas di luar tanggung jawab harian. Tugas tersebut membutuhkan waktu dan tenaga, tapi Anda tak tertarik untuk mengerjakan tugas tersebut, sehingga Anda menolak tugas tersebut. Hati-hati, jika alasan Anda tidak benar, penolakan tersebut bisa menjadi bumerang bagi Anda. Adalah hal yang tidak bijaksana untuk membangun reputasi di mata bos sebagai orang yang tidak dapat diandalkan. Selama Anda masih bisa mengakomodir perintah si atasan, dan memiliki waktu untuk mengerjakan tugas, lakukanlah. Jawaban “tidak” dari Anda meyakinkan si atasan untuk berhenti menawarkan kesempatan berkembang dan memperluas tanggung jawab kepada Anda, termasuk tugas-tugas yang menarik bagi Anda.

2. Terlalu “manja”
Karyawan yang selalu minta perhatian dari atasan terus menerus, akan membuat si bos merasa kesal. Perhatian konstan yang Anda minta dari bos terus menerus akan mengganggu pekerjaannya. Apalagi jika sampai mengusik tugas pentingnya, bisa-bisa ia akan mencari pengganti Anda. Ia butuh asisten, bukan ia yang harus mengasisteni Anda.

3. Kurang komunikatif
Dalam pekerjaan, komunikasi adalah unsur penting. Pastikan Anda dan si atasan berada dalam “gelombang” yang sama. Anda harus bisa memahami bagaimana cara si bos berkomunikasi. Apakah ia lebih suka mendapatkan laporan mendetail, atau yang ringkas. Apakah ia lebih suka dapat telepon untuk penjelasan, atau lebih suka penjelasan tertulis?

4. Terlalu banyak bertanya
Selalu dengarkan bos Anda dengan seksama. Kalau perlu, bawalah selalu buku catatan tiap kali ia bicara. Ia tak akan senang jika harus terus menerus mengulang perintahnya. Usahakan untuk berpikir selangkah lebih maju ketika ia mengajukan perintah, supaya Anda tak perlu mengganggunya ketika ada yang terlewat. Jika memang Anda terpaksa bertanya soal tugas tersebut, pastikan untuk mendekati si atasan dengan pertanyaan spesifik, langsung, singkat, dan lugas di saat yang tepat.

5. Enggak nyambung
Anda harus mampu mengkritik diri sendiri agar hasil pekerjaan Anda tidak melulu mengalami koreksi dari si atasan. Pastikan tidak ada kesalahan pengetikan saat menuliskan laporan. Atau, ketika Anda dipercaya menyiapkan sebuah pertemuan, pastikan semua peralatan dalam keadaan baik dan tidak ada kesalahan teknis saat akan digunakan. Pastikan persiapkan kertas presentasi dan konsumsi sudah tersedia. Pastikan kondisi Anda tenang dan mampu mengatasi situasi.

6. Menolak mengakui kesalahan Anda
Menciptakan alasan tak masuk akal untuk mengelak dari tanggung jawab atas kesalahan yang Anda buat bukanlah tindakan seorang profesional. Plus, kebohongan pun akan terkuak juga pada akhirnya. Jika memang Anda melakukan kesalahan, baik sengaja atau tidak, akuilah. Lalu siapkan rencana untuk mengkoreksi masalah tersebut, hitung-hitung menjadikan insiden tersebut sebagai pelajaran, agar tidak terulang di masa depan.

7. Tidak waspada
Ketika Anda merasa tidak mampu menyelesaikan tugas sulit yang ia berikan sesuai dengan tenggat waktu yang diminta, katakan jauh-jauh hari. Jangan sampai ia mendapati pekerjaan tidak kelar, padahal seharusnya bisa mencari bantuan lain seandainya ia tahu bahwa Anda mengalami kesulitan saat mencoba mengerjakan tugas tersebut. Ia akan menghargai bahwa Anda sudah mencoba, namun, jelaskan alasan bahwa Anda tak mampu menyelesaikannya.

8. Orang yang bisa dipercaya
Para bos mencari bawahan yang memiliki sifat positif. Sikap dan sifat penuh antusiasme bisa menyebar. Apalagi di saat perusahaan menghadapi situasi genting, diperlukan karyawan yang bisa tetap tenang. Jangan sampai Anda kedapatan menjadi orang yang menyebar gosip di kantor.

Related Post

0 komentar:

Post a Comment

 
Your Blogger Designer